Header Ads

AI dan Digitalisasi; Babak Baru Peradaban Manusia



Digitalisasi pada hari ini adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari. Kita melihat berbagai macam bentuk inovasi teknologi datang silih berganti. Hal ini amat sangat mempengaruhi kehidupan manusia, terkhusus mengenai fleksibilitas dan pemanfaatan untuk dunia kerja.

Beriringan dengan fenomena digitalisasi, ada suatu hal yang juga sangat identik dengannya, yakni disrupsi. Dua kata kunci tersebut merupakan kunci daripada peradaban di abad ini. Salah satu produk daripada dua hal tersebut adalah adanya Artificial Intellegence, kecerdasan imitasi atau buatan. Perangkat program yang dapat membantu manusia sebagai asisten virtual untuk kebutuhan hidup yang vital menjadi salah satu keunggulannya.

Banyak pakar yang menyatakan bahwa kehadiran AI sebagai produk disrupsi dan digitalisasi akan membawa satu dampak positif, disertai dengan dampak negatif yang lain. AI bisa dengan mudah menjadi asisten untuk memberikan pengingat, cukup masukkan prompt yang berisi request yang anda inginkan, maka dengan cepat AI membantu memecahkan analisis tugas & pekerjaan, namun justru di situlah kemungkinan akan dampak negatif mengincar. Perkara dampak negatif ini akan kita bicarakan dalam kesempatan yang lain.

Maka kemudian, apa yang selayaknya harus kita ambil sisi positifnya daripada perkembangan AI yang sangat pesat ini?

AI sebagai asisten dalam urusan komunikasi

Seperti yang kita ketahui, komunikasi menjadi kunci utama daripada suatu peradaban manusia. Komunikasilah yang menjembatani urusan antar-individu, yang menerjemahkan isi pikiran satu individu dan memahami tingkah laku pada individu lain. Itu semua terjadi baik dalam komunikasi verbal maupun non-verbal. Maka kemudian dapat diambil kesimpulan bahwa manusia amat sangat bergantung kepada bagaimana caranya berkomunikasi dengan manusia lain.

Sebagai kader organik yang dididik dan dilatih berorganisasi melalui IPNU IPPNU, yang mana salah satunya kita diajarkan untuk menjadi insan yang memperjuangkan satu cita-cita ideal bagi masyarakat, maka sudah selayaknya urusan komunikasi ini menjadi fokus utama pada saat berproses di organisasi.

Komunikasi pada organisasi menjadi penghubung untuk menerjemahkan kerangka tujuan organisasi yang diterjemahkan dalam bentuk program kerja kepengurusan. Di sinilah letak kerja utama daripada organisasi, yakni seberapa manfaat program kerja bagi masyarakat secara luar. Faktor penentunya terdapat pada komunikasi organisasi yang dilakukan secara efektif.

AI sebagai asisten kebutuhan individu

Maka dalam level selanjutnya, kita akan memasuki dunia kerja yang didalamnya sangat membutuhkan kompetensi yang kuat. Kompetensi yang sudah diasah baik dalam pendidikan formal, nonformal maupun berorganisasi akan sangat menentukan, rumusnya adalah semakin sering kita belajar dan semakin luas relasi yang dimiliki maka kita akan menjadi pribadi yang lebih berkualitas.

Setelah sekian rumusan tadi dikuasai maka tinggal memasukkan bumbu tambahan, yaitu AI. Dengan kelebihannya melakukan analisis yang cukup untuk sekedar kebutuhan harian ringan, AI bisa menjadi asisten virtual yang ditugaskan untuk membuat peta konsep, pemetaan kerja dan kebutuhan ringan yang lain.

Ruang digital sebagai medan syiar kekinian

Untuk kebutuhan menyampaikan syiar Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah ala pemuda-pemudi, penguasaan ruang digital menjadi jalan yang harus dilewati. Kecenderungan masyarakat Indonesia menggunakan gawai menjadi kunci bahwa syiar bisa dilakukan dengan metode digital yang lebih efektif dalam menjangkau masyarakat dan efisien dalam penggunaan waktu dan tenaga. Namun, ruang digital di sini harus betul-betul dikuasai, sebab didalamnya diatur oleh algoritma yang sedemikian rupa rumitnya sehingga untuk menguasainya juga tidak mudah. Dibutuhkan SDM yang betul-betul mumpuni dalam mengoperasikannya, sehingga cara ini tidak muspro.

Jalan yang harus ditempuh

Pada akhirnya, kita sebagai manusia dihadapkan dengan satu pilihan pelik mengenai kecenderungan dalam menggunakan teknologi. Apakah kita memutuskan menjadi pribadi yang update atau seadanya saja enggan belajar mengikuti perkembangan teknologi. Digitalisasi yang tidak hanya maju pesat, namun juga memberikan tantangan disrupsi adalah suatu tantangan baru di dalam peradaban manusia. Sudah banyak korban yang bertumbangan terkena dampak disrupsi, bukan kalen-kaleng, mereka termasuk di dalam jajaran korporasi besar yang bahkan beberapa juga merupakan industri teknologi, macam Nokia misalnya. Maka, babak baru ini adalah suatu realitas yang harus benar-benar dihadapi dengan pikiran kritis, hati yang lapang dan tindak-tanduk sing ngati-ati dan aja sembrana!


Sumber gambar: https://images.app.goo.gl/vZG1QTzUbWK145QW8

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.